KUBET – Plataran Indonesia Tanam 45.000 Pohon dari Tamu yang Datang

Presiden Direktur of Plataran Indonesia, Anasthasia Sri Handayani, dan Pendiri sekaligus CMO tiket.com, Gaery Undarsa, di Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).

Lihat Foto

Plataran Indonesia, Anasthasia Sri Handayani, mengatakan pihaknya telah menanam 45.000 pohon di Taman Nasional Bali Barat, Bali. 

Pohon ditanam mewakili setiap tamu yang menginap ataupun sekadar makan malam di Plataran Menjangan Resort & Spa. 

“Ada salah satu properti kami, di situ kami punya 382 hektare, at the moment more or less sekitar 45.000 pohon sudah tertanam sejak kami launch program tersebut. So every stay, satu pohon di tanam,” ujar Anasthasia dalam Konferensi Pers Kemitraan tiket.com dan Plataran di Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).

Lainnya, Plataran Indonesia mengajak pengunjung ikut bersih-bersih sampah di pantai Pulau Komodo. Mereka bisa mendapatkan satu buah kelapa segar untuk ditukar dengan sampah yang dikumpulkan. 

“Ada contoh program namanya Little Farm, mengajarkan anak kecil untuk bercocok tanam, memetik sayur, dan memasak. Jadi, itulah bagian ecotourism yang kami bangun,” jelas Anasthasia. 

Di samping itu, pihaknya tidak lagi menyiapkan air minum dalam kemasan sekali pakai. Namun, pengunjung dapat menggunakan botol kaca yang bisa diisi ulang dari dispenser di hotel. 

“Kami siapkan galon dispenser di public area jadi tamu bisa refill, juga kami enggak ada sedotan plastik,” kata dia.

Kini, Plataran bekerja sama dengan tiket.com mendukung ekosistem pariwisata berkelanjutan di Indonesia. 

Dalam kesempatan yang sama, Pendiri sekaligus CMO tiket.com, Gaery Undarsa, menuturkan perusahaannya menyediakan fitur tiket Green sejak April 2024 sebagai upaya memperkenalkan ragam akomodasi dengan praktik berkelanjutan. 

Fitur ini tumbuh dalam setahun terakhir yang menghadirkan lebih dari 2.500 akomodasi berkelanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara di platform tiket.com. Melalui tiket Green, masyarakat bisa memilih hotel atau penginapan mana yang mengusung konsep ramah lingkungan. 

“Kami melihat pariwisata berkelanjutan bukan sekadar tren, melainkan masa depan industri perjalanan,” ungkap Gaery.