KUBET – YDBA Bina 4 Sektor Utama UMKM, dari Manufaktur hingga Pertanian

Chief Executive YDBA, Rahmat Samulo, dalam pertemuan bersama redaksi Kompas.com, Senin (21/4/2025).

Lihat Foto

Astra (YDBA) membina empat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Chief Executive YDBA, Rahmat Samulo, mengatakan sektor itu antara lain manufaktur, bengkel umum, kuliner, serta pertanian. 

“Manufaktur pasti arahnya ada kaitannya dengan industri Astra, rantai pasok. Bengkel umum juga ada hubungannya dengan Astra, karena produk kami kan otomotif,” ujar Samulo dalam pertemuan bersama redaksi Kompas.com di Menara Kompas, Senin (21/4/2025). 

“Jadi biasanya 3-5 tahun mobil itu masuk ke authorized workshop. Kemudian biasanya setelah 5 tahun masuknya ke bengkel umum,” imbuh dia. 

YDBA membina UMKM di sektor bengkel umum lantaran peran usaha ini dinilai sangat penting. Samulo memastikan bahwa proses, kualitas pelayanan, spare parts, serupa dengan bengkel resmi.

Di sektor kuliner dan kerajinan, YDBA bekerja sama dengan asosiasi chef untuk mengarahkan meningkatkan kemampuan pelaku UMKM. 

“Kami juga masuk ke pertanian, tetapi bukan pertanian yang umum. Kami maunya pertanian yang memberi nilai tambah. Misalnya, kalau sayur mengarah ke organik sehingga value added-nya tinggi walaupun effort-nya berat,” ucap Samulo.

Pihaknya juga mengajarkan pengusaha kecil untuk menjual produk mentahan seperti kacang mete, untuk diolah lalu dikemas dan dijual dengan harga lebih tinggi. 

“Jadi kami enggak mau hanya misalnya membina petani kacang, bagaimana supaya per hektarnya naik produktifitasnya,” tutur dia. 

Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi dan Sistem Informasi YDBA, Rahmat Handoyo, mengungkapkan setiap tahunnya ada 1.600-2.000 UMKM binaan Astra. Terbanyak, di sektor kerajinan dan kuliner dan disusul pertanian, manufaktur, bengkel. 

“Namun secara komposisi tenaga kerja yang diciptakan yang terbesar adalah manufaktur, hampir 70 persen. Yang kedua adalah bengkel 14 persen, kerajinan kuliner 11 persen, dan pertanian 5 persen,” papar Rahmat. 

Dia menjelaskan, sejak 2015 terdapat 1.425 UMKM yang dinilai naik kelas dari pemula ke madya, hingga bisa dinobatkan sebagai usaha mandiri.

Rahmat menyebut, Indonesia memiliki 64 juta UMKM. Namun, tak semua usaha kecil itu mendaoatkan pembinaan. 

“Ini menjadi PR bagi kita semua, karena Astra melalui Yayasan Astra mampunya (membina) 2.000-an (UMKM) setiap tahunnya,” ucap Rahmat.